Kamis, 15 September 2011

SEKITAR KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA ANAK



OLEH : Drg. SITI ROFIAH


I.            PENDAHULUAN
Angka penyakit gigi pada anak di Indonesia sangat tinggi sekali (menurut survei kesehatan) Gigi dan mulut thn 2001 sebesar 72 %. Padahal kondisi mulut dan gigi yang sehat sangat penting pada masa anak-anak. Seperti kita ketahui mulut adalah pintu masuk utama zat-zat makanan. Mulut dan gigi juga berfungsi sebagai alat mengecap, mengunyah makanan dan  berbicara serta estetis/keindahan. Apabila fungsinya tergannggu maka terjadi pula gangguan proses pertumbuhan dan perkembangan anak. Perkembangan gigi anak mulai diperhatikn sejak dalam kandungan.
Berikut pertanyaan-pertanyaan menyangkut masalah pentingnya kesehatan gigi:
1.           Mengapa  perkembangan gigi anak harus diperhatikan sejak masa kehamilan?
Pada kehamilan 4 bulan benih gigi pada janin sudah terbentuk. Dimana janin menyerap kalsium dan fosfat dari si Ibu. Zat mineral inilah yang dibutuhkan untuk pembentukan gigi sehingga ibu selama hamil membutuhkan gizi yang cukup serta menjaga kesehatannya.
Ada beberapa keadaan pada ibu hamil yang mengakibatkan gangguan pertumbuhan gigi yaitu ibu hamil terkena infeksi, meminum obat-obatan seperti Antibiotic, Tetrasiklin, terkena sinar x, sehingga si ibu bila berobat harus memberitahukan kehamilannya. Menurut penelitian juga kelahiran premature dan berat bayi lahir rendah (BBLR) pertumbuhan gigi lebih lambat.

2.           Bagaimana urutan pertumbuhan gigi pada anak?
Gigi susu mulai muncul pada kisaran usia 6 bulan sampai 30 bulan. Biasanya 2 gigi depan bawah yang pertama tumbuh diikuti 2 gigi depan atas. Setelah itu gigi sampingnya muncul, kadang gigi 2 gigi kiri dan kanan sekaligus. Gigi selanjutnya gigi geraham pertama, lalu gigi taring dan terkhir gigi geraham kedua muncul dirongga mulut anak sehingga berjumlah 20 bh. Gigi susu ini harus bertahan lama karena biasanya umur 6 samapi 12 tahun gigi susu ini mulai bertanggalan sesuai urutan tumbuhanya dan digantikan dengan gigi tetap yang nantinya berjumlah 32 bh.

3.     Kadang ada bayi umur 8 bulan bahkan 1 tahun belum juga tumbuh gigi, apa penyebabnya? Apakah berbahaya?
Tumbuhnya gigi dirongga mulut memang dipengaruhi oleh banyak hal antara lain riwayat kehamilan, riwayat kelahiran seperti yang dijelaskan tadi, riwayat kesehatan bayi dan nutrisi/status gizinya, tapi rentang 6 -18 bulan masih dianggap normal bila sudah lewat 18 bulan belum ada tanda tumbuh gigi maka harus diwaspadai dengan memeriksakan sianak.

4.     Mengapa menjaga gigi susu agar sehat itu penting?
Kadang ibu merasa sepele dengan kesehatan gigi pada sianak karena beranggapan masih gigi susu. Gigi susu yang sehat pada anak memberi peluang besar untuk memiliki mulut sehat dan gigi yang kuat.
Ada beberapa alasan utama:
-         Dengan gigi yang sehat akan memakan makanan dengan baik. Dimana kita tahu anak membutuhkan nutrisi makanan yang cukup untuk pertumbuhan dan perkembangan yang baik.
-         Mempertahankan ruang untuk tempat gigi tetap penggantinya tumbuh. Apabla gigi susu cepat rusak dan tanggal sebelum waktunya sehingga gigi yang ada akan bergeser ke tempat yang kosong mengakibatkan tempat tumbuh gigi tetapnya sempit yang menimbulkan tumbuh gigi tetapnya bedesakan/crowded. Sehingga hal ini juga mengakibatkan masalah kesehatan giginya hingga dewasa nanti.
-         Sebagai menuntun/membimbing gigi tetapnya untuk tumbuh. Dimana gigi tetap tumbuh dengan mendorong akar gigi susu sehingga resobsi dan menjadi goyang.

5.     Apa yang menyebabkan gigi  busuk pada anak?
     Masalah utama gigi pada anak adalah gigi berlubang/karies. Gigi berlubang adalah proses pembusukan gigi yang menimbulkan lubang pada gigi. Penyebab utamanya adalan plak. Bahan lengket alamiah  yang terus menerus menempel digigi. Plak tebentuk dengan adanya air ludah, sisa makanan dan aneka  kuman/bakteri. Apabila bakteri ini bersentuhan dengan makanan mengandung gula, dalam hitungan detik asam akan terbentuk. Asam inilah yang menyerang email gigi, dan jika dibiarkan dengan malas gosok gigi sehingga asam itu akhirnya menciptakan lubang. Plak yang terus dibiarkan akan mengeras dalam waktu 2-12 hari sehingga membentuk kalkulus atau karang gigi. Apabila sudah terdapat gigi yang sudah berlubang dan karang gigi maka dibutuhkan penanganan Dokter Gigi. Karies yang biasa pada anak yaitu rampan karies yaitu karies yang disebabkan minum susu botol. Dimana dengan anak yang menghisap lama pada botolnya sewaktu mau tidur sehingga susu lama tergenang didaerah gigi depan atasnya dan mengakibatkan gigi 6 gigi depan atasnya habis.
6.     Bagamana cara mencegah pembususkan gigi pada anak?
a.    Cara paling sederhana untuk mencegah pembusukan adalah dengan menetapkan  kegiatan rutin menyikat gigi dua kali sehari yaitu  pada pagi setelah makan dan malam sebelum tidur. Tujuannya adalah menghilangkan plak. Karena plak tidak akan hilang dengan air saja tapi harus disikat. Kebiasaan membersihkan gigi harus dimulai sejak dini. Sewaktu bayi sejak gigi pertamanya tumbuh harus dibiasakan dibersihkan, bisa dengan kain lampin yg sudah dibasahi untuk membersihkan rongga mulutnya sehabis menyusui sehingga sibayi terbiasa dengan benda asing menyentuh mulutnya. Atau sikat untuk bayi. Sedangkan pada anak balita (1-3th) biasa disikat dengan sikat yang lembut dan kecil. Pemberian odol cukup hanya sekilas karena anak belum bisa kumur-kumur. atau tidak usah sampai sianak mampu kumur-kumur. yang paling penting adalah melihat kita menggosok gigi merupakan cara paling efektif untuk mendorong anak meniru kita. Pilihlah bulu sikat yang lembut dan kecil sesuai ukuran rahang anak dan menyikatkan yang lembut pada anak sehingga tidak menimbulkan trauma pada cara menyikat giginya.


b.    Pola makan yang baik: Kuncinya adalah menjalankan waktu makan tiga kali secara teratur untuk menghindari makanan kecil dalam keseharian sianak. Kadang sulit tidak memberikan selingan makanan apalagi untuk balita dipastikan makan itu tidak menghancurkan giginya misalnya: Buah, roti, tidak makan permen, coklat atau kue yang mengandung gula sukrosa yang cenderung mudah larut didalam mulut. Cobalah tidak cepat memperkenalkan permen dan coklat pada anak.
c.     Mewaspadai minuman Yang Manis
d.    Fluorida
e.     Mengunjungi Dokter Gigi secara rutin