Selasa, 28 Juni 2011

Promosi dan Pencegahan Penyakit Tidak Menular (PTM)

Kebijakan Nasional Penanggulangan PTM
Kerangka konsep pencegahan dan penanggulangan penyakit tidak menular didasari oleh kerangka dasar blum, bahwa derajat kesehatan dipengaruhi oleh faktor keturunan, lingkungan, perilaku dan pelayanan kesehatan. Kebijakan Pencegahan dan penanggulangan PTM ini ditujukan pada penyakit-penyakit yang mempunyai faktor resiko yang sama yaitu : jantung, stroke, hipertensi, diabetes militus, penyumbatan saluran napas kronis.

Tujuan
Memacu kemandirian masyarakat dalam pencegahan dan penanggulangan PTM untuk nmenurunkan kejadian penyakit tidak menular (PTM) dan meningkatkan kualitas hidup sehat masyarakat yang berada di semua tatanan.

Bagaimana caranya ?
Dengan cara menghilangkan atau mengurangi faktor resiko PTM dan memperhatikan faktor lain yang dapat mempengaruhi kesehatan. Departemen kesehatan, melalui Pusat promosi kesehatan memfokuskan pada :
  • Meningkatkan upaya kesehatan melalui promotif dan preventif baik Pusat maupun Propinsi dan Kabupaten.
  • Melakukan intervensi secara terpadu pada 3 faktor resiko yang utama yaitu : rokok, aktifitas fisik dan diet seimbang.
  • Melakukan jejaring pencegahan dan penanggulangan PTM.
  • Mencoba mempersiapkan strategi penanganan secara nasional dan daerah terhadap diet, aktivitas fisik, dan rokok.
  • Mengembangkan System Surveilans Perilaku Beresiko Terpadu (SSPBT) PTM.
  • Kampanye pencegahan dan penanggulangan PTM tingkat nasional maupun local spesifik.
Untuk di masa datang upaya pencegahan PTM akan sangat penting karena hal ini dipengaruhi oleh 3 faktor utama yaitu dokok, diet seimbang dan aktivitas fisik. Pencegahan PTM perlu didukung oleh para semua pihak terutama para penentu kebijakan baik nasional maupun local. Tanpa itu semua akan menjadi sia-sia saja.

Sasaran
  • Penentu kebijakan baik di pusat maupun di daerah (Provinsi dan Kabupaten/Kota).
  • Penentu kebijakan pada sektor terkait baik di Pusat dan daerah (Provinsi dan Kabupaten/Kota).
  • Organisasi profesi yang ada.
  • Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) sektor Swasta serta Masyarakat.
Landasan Hukum
Promosi dan Pencegahan PTM tentunya mengacu pada landasan hukum yang sudah ada secara Nasional yaitu :
  • Undang-undang Nomor 23 tahun 1992 tentang kesehatan.
  • Undang-undang Nomor 22 tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah.
  • Undang-undang Nomor 25 tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah.
  • Peraturan Pemerintah Nomor 25 tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah Pusat dan Daerah.
  • Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1277/Menkes/SK/XI/2001 tentang Struktur Organisasi dan tatalaksana Departemen Kesehatan RI.
  • Program Pembangunan Nasional (PROPENAS)
  • Sistem Kesehatan Nasional.
  • Surat Keputusan menteri Kesehatan tahun 1999 tentang Rencana Pembangunan Kesehatan menuju Indonesia Sehat 2010 Depkes RI tahun 1999.
  • Global Strategy for The Prevention and Control of Non Communicable Diseasses (WHA 53 tahun 2000).
  • Megacountry Health Promotion Network Initiatives (Geneva, Desember 2002).
Kebijakan
Promosi dan pencegahan PTM dilakukan pada seluruh fase kehidupan, melalui pemberdayaan berbagai komponen di masyarakat seperti organisasi profesi, LSM, media Massa, dunia usaha/swasta.

Upaya promosi dan pencegahan PTM tersebut ditekankan pada masyarakat yang masih sehat (well being) dan masyarakat yang beresiko (at risk) dengan tidak melupakan masyarakat yang berpenyakit (deseased population) dan masyarakat yang menderita kecacatan dan memerlukan rehabilitasi (Rehabilitated population).
  • Penanggulangan PTM PTM mengutamakan pencegahan timbulnya faktor resiko utama dengan meningkatkan aktivitas fisik, menu makanan seimbang dan tidak merokok.
  • Promosi dan pencegahan PTM juga dikembangkan melalui upaya-upaya yang mendorong/memfasilitasi diterbitkannya kebijakan public yang mendukung upaya pencegahan dan penanggulangan PTM.
  • Promosi dan Pencegahan PTM dilakukan melaui pengembangan kemitraan antara pemerintah, masyarakat, organisasi kemasyarakatan, organisasi profesi termasuk dunia usaha dan swasta.
  • Promosi dan pencegahan PTM merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam semua pelayanan kesehatan yang terkait dengan penanggulangan PTM.
  • Promosi dan pencegahan PTM perlu didukung oleh tenaga profesional melalui peningkatan kemampuan secara terus menerus (capacity building).
  • Promosi dan pencegahan PTM dikembangkan dengan menggunakan teknologi tepat guna sesuai dengan masalah, potensi dan social budaya untuk meningkatkan efektifitas intervensi yang dilakukan di bidang penanggulangan PTM.
Strategi
Sasaran Promosi dan pencegahan PTM secara operasional di lakukan pada beberapa tatanan (Rumah tangga, Tempat kerja, tempat pelayanan kesehatan, tempat sekolah, tempat umum, dll) Area yang menjadi perhatian adalah Diet seimbang, Merokok, Aktivitas fisik dan kesehatan lainnya yang mendukung.

Strategi promosi dan pencegahan PTM secara umum meliputi Advokasi, Bina suasana dan Pemberdayaan masyarakat. Di Tingkat Pusat lebih banyak dilakukan pada advokasi dan bina suasana. Sedangkan di tingkat kabupaten/Kota lebih ditekankan pada pemberdayaan masyarakat? 3 (tiga) strategi untuk semua hanya materinya beda. Ingat otonomi daerah, sosial budaya, local spesifik dsb.
  • Mendorong dan memfasilitasi adanya kebijakan public berwawasan kesehatan yang mendukung upaya pencegahan dan penanggulangan PTM.
  • Mendorong dan memfasilitasi berfungsinya jaringan kerjasama antar institusi penyelenggara promosi dan mitra potensi dalam upaya pencegahan dan penanggulangan PTM.
  • Meningkatkan peran aktif tenaga promosi kesehatan di dalam upaya penanggulangan PTM secara komprehensif baik dalam upaya promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif di masing-masing institusi pelayanan.
  • Meningkatkan Kapasitas tenaga profesional bidang promosi kesehatan baik di pusat maupun daerah khususnya dalam pencegahan dan penanggulangan PTM.
  • Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan pemeliharaan kesehatan mandiri masyarakat dalam pencegahan dan penanggulangan PTM.
  • Melibatkan masyarakat secara aktif dalam proses pemecahan masalah PTM yang dihadapi untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dan lingkungannya dalam pencegahan dan penanggulangan PTM.
  • Mengembangkan daerah kajian teknologi promosi kesehatan tepat guna dalam penanggulangan PTM.
Indikator
Untuk mengetahui sampai seberapa jauh keberhasilan pelaksanaan strategi penanggulangan PTM, ada beberapa patokan yang dapat dipergunakan untuk monitoring dan evaluasi melalui system pencatatan dan pelaporan kegiatan pencegahan dan penanggulangan PTM.

Indikator keberhasilan strategi promosi dan pencegahan PTM yaitu :

Indikator Umum
  • Menurunnya angka kematian (mortalitas) penderita PTM utama.
  • Menurunnya angka kesakitan (morbiditas) penderita PTM utama.
  • Menurunnya angka kecacatan (disabilitas) penderita PTM utama.
  • Menurunnya angka faktor risiko bersama PTM utama.
Indikator Khusus
  • Penurunan 3 faktor risiko utama PTM (merokok, kurang aktifitas fisik dan konsumsi rendah serat).
  • Penurunan proporsi penduduk yang mengalami obesitas, penyalahgunaan alcohol dan BBLR.
  • Peningkatan kebijakan dan regulasi lintas sector yang mendukung penanggulangan PTM.
  • Peningkatan bina suasana melalui kemitraan dalam pemberdayaan potensi masyarakat.
  • Tersedianya model-model intervensi yang efektif dalam promosi dan pencegahan PTM.
  • Peningkatan pelaksanaan promosi dan pencegahan di institusi pelayanan.

5 Tips Penyiapan Makanan yang Sehat dan Aman

1. Jaga Kebersihan
  • Cuci tangan dengan air bersih sebelum dan sesudah penyiapan makanan.
  • Cuci tangan dengan air bersih setelah buang air besar dan kecil.
  • Cuci dengan bersih peralatan yang akan digunakan untuk penyiapan makanan.
  • Jaga selalu kebersihan dapur dan lindungi makanan dari serangga, tikus dan hewan lainnya.
   Mengapa?
Walaupun banyak bakteri yang tidak menyebabkan penyakit, namun bakteri berbahaya dapat ditemukan di tanah, air, hewan dan manusia. Bakteri ini dapat terbawa oleh tangan, kain pembersih dan peralatan dapur khususnya papan pemotong makanan yang secara tidak sengaja dapat menyebabkan tercemarnya makanan.

 2. Pisahkan bahan makanan mentah dengan makanan matang
  • Pisahkan bahan makanan mentah seperti daging, unggas dan makanan laut dari makanan yang sudah matang.
  • Gunakan peralatan dapur seperti pisau dan papan pemotong yang berbeda untuk makanan yang mentah dengan makanan yang sudah matang.
  • Simpan makanan dalam wadah terpisah untuk menghindari makanan mentah bersinggungan dengan makanan yang sudah matang.
    Mengapa?
Cairan dan lendir yang terdapat pada bahan makanan mentah seperti daging, unggas dan makanan laut mengandung bakteri yang berbahaya. Bakteri tersebut dapat mencemari makanan lain selama proses penyiapan dan penyimpanan makanan.

3. Memasak dengan benar
  • Pastikan makanan dimasak dengan matang, terutama daging, unggas, telur dan makanan laut.
  • Rebuslah makanan yang berkuah sampai mendidih. 
  • Untuk daging dan unggas, pastikan air rebusan terlihat jernih dan bukan berwarna merah muda.
  • Panaskan makanan yang telah dimasak, sebelum dikonsumsi kembali 
   Mengapa?
Memasak makanan dengan benar dapat membunuh bakteri berbahaya. Penelitian telah
menunjukkan bahwa makanan yang dimasak sampai suhu 70°C aman untuk dikonsumsi.
Makanan yang menggunakan daging cingcang, ayam panggang, harus benar-benar matang
sebelum dimakan.
 4. Simpan makanan pada suhu yang aman
  • Jangan biarkan makanan disimpan dalam suhu kamar lebih dari 2 jam
  • Simpan makanan yang telah dimasak dan makanan yang cepat rusak pada lemari pendingin (suhu dibawah 5 ° C).
  • Segera hidangkan makanan yang telah dimasak.
  • Jangan terlalu lama menyimpan makanan dalam lemaripen dingin.
  • Jangan biarkan makanan beku mencair pada suhu kamar.
   Mengapa?
Bakteri dapat berkembang biak dua kali lebih cepat pada suhu kamar. Dengan mempertahankan suhu dibawah 5°C atau diatas 60°C, perkembangan bakteri dapat diperlambat atau berhenti, walaupun masih ada bakteri yang berkembang biak dibawah suhu 5°C.

5. Gunakan air bersih dan bahan makanan mentah yang segar
  • Gunakan air bersih.
  • Pilih bahan makanan mentah yang masih segar.
  • Pilihlah bahan makanan yang telah diproses, contohnya susu pasteurisasi.
  • Cuci buah-buahan dan sayuran sebelum dimakan, terutama bila dimakan mentah.
  • Hindari bahan makanan yang sudah kadaluarsa.

 Mengapa?
Bahan makanan mentah, termasuk air dan es, dapat tercemar oleh bakteri dan bahan kimia berbahaya. Racun kimiawi dapat dihasilkan melalui bahan makanan yang sudah rusak dan kadaluarsa. Lakukan langkah-langkah mudah seperti mencuci makanan dan mengupas kulit buah-buahan untuk mengurangi resiko tercemarnya makanan dari bakteri.

Selasa, 07 Juni 2011

Kegiatan Dokter Kecil

Siak Sri Indrapura (Blog).Tanggal 26 Mei 2011 Puskesmas Siak Memberikan Pelatihan Dokter Kecil kepada Anak Sekolah Dasar yang ada di Wilayah Kerja Puskemas Siak. Pelatihan Dokter kecil merupakan salah satu program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) yang ada di Puskesmas siak, Pelatihan ini dihadiri oleh 36 peserta (utusan masing-masing sekolah sebanyak 6 orang). Pelatihan Dokter Kecil ini dimulai pukul 09.30 dan berakhir pukul 13.30. Peserta Pelatihan Mendapatkan Materi Pelatiahan Dokter Kecil Berupa: 
  1. Kesehatan Lingkungan Sekolah Oleh Hayatin Nisra, SKM
  2. P3K oleh Dr, Yoldi Harka.N
  3. Gizi Anak Sekolah oleh Mira Elviliana, SKM
  4. Kesehatan Gigi oleh drg. Siti Rofiah

 Pelatihan Dokter Kecil oleh pemegang Progran UKS Meilu Revwida,SKM

Sambutan Dari Kepala Puskesmas Siak Yang diwakili oleh drg. Siti Rofiah
 Peserta Pelatihan Dokter Kecil

Materi Kesehatan Lingkungan disampaikan Oleh Petugas Sanitasi Puskesmas Siak (Hayatin Nisra, SKM)

Materi P3K di sampaikan Oleh dr. Yoldi Harka. N

Peserta Pelatihan mengikuti Pelatihan dengan Khitmad

Ice Breaking Oleh Petugas Puskesmas Siak 

Materi Gizi Oleh Petugas Gizi Puskesmas Siak Mira Elviliana,SKM

Materi Kesehatan Gigi oleh drg. Siti Rofiah

Pelatihan Cara Pengisian KMS anak Sekolah oleh drg. Siti Rofiah

Peserta Bersalamam dengan Petugas Puskesmas setelah Mengikuti Pelatihan